”Semangat Berprestasi di Tengah Pandemi”

Oleh : Laqifa Shiela Amanda

Pandemi COVID-19 yang mulai booming di Indonesia pada awal Maret 2020 ketika Presiden RI mengumumkan ada 2 orang WNI yang terjangkit virus ini. Awalnya ketika virus ini masuk ke Indonesia tidak begitu banyak yang menganggapnya serius bahkan tidak sedikit yang menjadikan bahan bercandaan yang mengatakan bahwa ”Negara Indonesia kebal akan virus ini” padahal ketika virus ini mulai menyebar ke Indonesia yang bermula dari China yang melaporkan pada akhir Desember 2019 ada penyakit Pneumonia yang tidak biasa terjadi, sudah ada setidaknya 50 negara yang terinfeksi virus ini. Jika saja kita menggunakan logika, bagaimana mungkin negara kita akan kebal dengan virus ini sedangkan di beberapa negara lainnya sudah melaporkan terjangkit.

Berdasarkan hal tersebut akhirnya statement mereka dipatahkan dengan melihat bahaya yang timbul dari wabah ini. pemerintah mengambil kebijakan tegas kepada warga negaranya untuk semua kegiatan yang berhubungan offline seperti kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan diluar, contohnya bertemu dalam jumlah banyak yang harus dilakukan pembatasan demi mengurangi penyebaran virus COVID-19.

Tentu saja ini berdampak kepada proses pendidikan di Indonesia yang mana kita ketahui bersama bahwa di sekolah kita bertemu dan bertegur sapa dengan banyak orang. Melihat situasi ini akhirnya dikeluarkan SE nomor 4 tahun 2020 yang diteken oleh Menteri Nadiem Makarim pada 24 Maret 2020. Berisi tentang bagaimana memprioritaskan kesehatan para siswa, guru, dan seluruh warga sekolah, termasuk keputusan pemerintah membatalkan ujian nasional (UN) 2020. Setiap sekolah bergegas melakukan himbauan informasi kepada siswa-siswa dan para tenaga pengajar untuk melakukan isolasi mandiri dirumah masing-masing dan pembelajaran dialihkan secara daring setelah mendapat surat himbauan dari perangkat pemerintah setempat.

Pada bulan Maret pertengahan setelah surat diteruskan kepada instansi-instansi pendidikan mulai diberlakukan kebijakan tersebut. Seperti yang kita ketahui yang bermula dari waktu 14 hari. Namun ternyata, perkembangan informasi COVID-19 di Indonesia kian hari kian bertambah. Mendapat kabar tersebut tentunya pemerintah kembali mengambil keputusan untuk meneruskan kegiatan pembelajaran secara daring yang ditetapkan oleh semua instansi pendidikan hingga pada bulan ini sudah terhitung dunia pendidikan melakukan masa ini selama 8 bulan lamanya. Tentunya ini menjadi tantangan terbesar oleh para tenaga pendidik dalam menyampaikan materi agar bisa secara efektif dan efisien kepada murid-muridnya karena bersifat mendadak tanpa ada jadwal, tuntunan dan pola pengajaran di era baru serta kepada kami sebagai pelajar juga merasakan dampak itu yaitu berubahnya sistem belajar, jam tidur, pola makan dan berbagai hal lainnya.

Awal mula diterapkannya sistem daring ini masih berjalan lancar karena memang baru saja diberlakukan sehingga masih tahap adaptasi dengan lingkungan sekitar. Semua hal pada masa itu masih bisa diterima dan dilakukan dengan ontime pengerjaannya. Baik dari tenaga pengajar ataupun kami sebagai pelajar sama-sama masih berada di tahap itu. Ketika dimulai tentunya akan banyak tantangan yang akan dihadapi kedepannya baik dalam hal internal maupun dalam hal eksternal dan tentunya besar harapan kepada pihak yang lebih mengetahui bisa membantu menjelaskannya jika sewaktu-waktu hadir rasa ingin berdiskusi.

Hingga kini kasus informasi tentang COVID-19 pun semakin bertambah, pada akhirnya pembelajaran ditetapkan daring hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Hal ini berujung kepada proses adaptasi kami untuk lebih maksimal karena yang biasanya pertemuan dilakukan secara tatap muka dan materi serta pertanyaan yang disampaikan secara langsung kini hanya sebatas tatap layar belaka. Penuh perjuangan dan tantangan.

Jika kita membahas tentang apa plus dan minus dari pembelajaran ini akan banyak suara pendapat yang terdengar. Kalau plusnya kita bebas mau mengikuti pembelajaran dalam keadaan dan posisi apapun, tugas dikerjakan rata-rata menggunakan via online juga dengan menggunakan word, ppt, ataupun excel namun tidak menutup kemungkinan masih menggunakan sistem pengerjaan melalui tulisan tangan serta dengan menggunakan aplikasi belajar lainnya.

”Ada untungnya sih daring, bayangin aja gimana rasanya kalau mengerjakan materi akuntansi dengan banyaknya kolom dan angka-angka dibuku tulis” imbuh salah seorang siswa yang merasakan dampak positif dari pembelajaran daring ini.

Lalu bagaimana dengan minusnya?. Disini saya mengambil informasi dari sumber wawancara mengenai ”Apa yang dirasakan selama pembelajaran daring?”. Tidak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa rindu bersekolah seperti biasa walaupun sama-sama diberi tugas namun feel yang dirasakan itu berbeda dari daring. Ada juga yang mengatakan jenuh, bosan, lelah dan sebagainya dari apa yang selama ini dirasakan karena mengulang siklus keseharian yang terus berputar sama setiap harinya. Ingin menyampaikan aspirasi namun respon keadaan sekitar selalu tidak mendukung.

Sejatinya para tenaga pengajar maupun para pelajar sama-sama berusaha untuk bisa menemukan jalan terbaik dari pembelajaran ini. Tugas yang mungkin kata mereka setiap hari tiada hentinya walaupun diberikan tenggat 1 minggu namun selama itu juga ada lagi tugas yang datang. Terkendala masalah signal dan paket data ketika pembelajaran berlangsung, hari libur yang sangat dinanti semasa daring yang cukup berharga namun sirna karena deadline tugas, karena seperti “kata mereka” daring itu tidak mengenal waktu libur, bisa dikerjakan dimana pun dan kapan saja jadi bukan menjadi suatu hal penghambat untuk tidak hadir mengikutinya.

Pada akhirnya ketika banyak deretan tugas yang masuk, baik tugas internal maupun eksternal sama-sama membuat lelah dan jenuh siswanya, tak jarang dari mereka yang telat mengumpulkan tugas hingga terlupa ada tenggat lainnya yang belum selesai. Mau tidak mau guru yang bersangkutan pun menyampaikan list-list siswa yang belum menyelesaikan tunggakan tugasnya, hingga berakhir menjadi sebuah laporan kepada wali kelas untuk dilakukan pengecekan kembali secara berulang.

Perlu diingat kembali juga, bahwa daring bukanlah menjadi suatu akhir dari segala hal namun bukan juga yang membuat kita terus bermalas-malasan, menganggap kecil kejadian atau tugas walaupun selalu hadir hal-hal yang membuat goyah. Kita bisa menciptakan hal-hal produktif selama daring dengan contoh mengikuti berbagai perlombaan untuk mewakili nama sekolah yang bisa membuktikan bahwa ”ini dia siswa SMANSA walaupun semua dilakukan daring namun tetap semangat dan optimis membanggakan nama sekolah” seperti pada tema pelaksanaan HUT SMANSA ke-56 tahun ini ”Raga Boleh Terkekang, Tapi Jiwa Dan Semangat Harus Tetap Berkembang”.

Sebagai contoh saja, prestasi membanggakan di tingkat nasional yang berhasil di raih oleh Putri Hana Pratiwi kelas XII MIPA 2 dalam perlombaan KSN bidang Ekonomi yang berhasil membawa juara sebagai ”Simulasi Perdagangan Terbaik” tidak hanya sekolah saja yang bangga atas raihan prestasi salah satu siswa terbaiknya namun nama daerah setempat yang dibawanya. Ini salah satu contoh yang bisa kita jadikan sebagai penyemangat selama daring. ”Kalau dia saja bisa berprestasi dimasa sekarang, bagaimana mungkin saya tidak bisa?” Semoga siswa/i SMANSA selalu bisa memberikan kabar terbaik kembali untuk sekolah dari karya prestasi terbaiknya.

Tanamkan dalam diri kita bahwa semua hal-hal baik akan membawa kepada hal-hal positif jika kita bisa menyikapi dengan hal-hal positif juga. Daring sendiri pun harus kita sikapi dengan proses penyesuaian terbaik. Kejar terus prestasi dibalik tantangan pembelajaran saat ini. Memang tidak mudah dan membutuhkan proses dalam melewatinya. Tidak hanya pelajar yang mengalaminya namun tenaga pengajar dan semua orang merasakan  dampaknya. Percayalah, dibalik begitu banyak halau rintangan yang kita hadapi saat ini akan ada kesuksesan besar didepan mata dan didepan masa yang akan datang. Nikmati masa-masa terbaik dengan segudang prestasi membanggakan.

“Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.”

“Nikmati proses dahulu mencapai kemenangan kemudian.”